Sesaat aku teringat akan alam desaku, begitu menghibur dan teduh disana. Alam yang masih ramah dan asri, sejuk sekali udara disana. Dan yang tak kulupakan adalah Sapi yang di lepas di pematang sawah, seakan mereka akrab bersahabat.
Rumput gajah yang menyemak sengaja ditanam di
pematang sawah, sementara sawah membutuhkan sapi untuk menarik bajak melumatkan
tanahnya. Jerami padi menjadi tempat yang hangat di kandang, terkadang masih
tersisa batang padi yang lunak yang bisa dikunyah oleh sapi, yang memang doyan
mengunyah. Sementara kotoran sapi adalah makanan segar bagi sawah. Pupuk kandang
adalah pupuk favorit bagi petani, menyehatkan tanah tanpa mengganggu
lingkungan. Memang sapi dan sawah saling membutuhkan.
Bajak yang ditarik dua ekor sapi masih cukup banyak
dijumpai di desa. Lebih lamban memang, namun tanah makin dalam di injak sapi
dan diangkat keatas oleh bajak. Sapi-sapi ini dengan mantap melangkah kaki terbenam ke dalam lumpur. Bagi sapi,
tampaknya mereka melakukan dengan senang, dari pada hanya berdiam diri di dalam
kandang.
Anehnya, setiap sapi membajak, selalu ada beberapa ekor
burung kuntul (bangau) yang berterbangan mengikuti kemanapun langkah sapi
membajak. Tanah lembut yang baru saja dibalik, menyediakan cacing atau hewan
tanah yang melimpah, hewan kecil ini belum sempat lari bersembunyi, paruh
bangau yang panjang dengan sigap telah melahapnya.
Betapa rindu dengan alam desaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar